Senin, 10 Oktober 2011

Membangun Moral Bangsa

tulisan ini terinspirasi oleh berita-berita yang saya dengar dari media, baik media elektronik maupun media cetak. akhir-akhir ini kita sering disuguhi oleh berita-berita terkait dengan kemerosotan moral bangsa Indonesia,  mulai dari rakyat jelata, pelajar, hingga pejabat pemerintah. tauran antara pelajar (seperti pelajar SMA 6 dengan wartawan yang terjadi pada tanggal 11 septeember 2011), pemerkosaan seperti yang terjadi baru-baru ini yaitu pemerkosaan yang dilakukan di salah satu trayek angkot di jakarta, pergaulan bebas, anggota dewan yang tertnagkap basah menonton video porno ketika rapat DPR, Korupsi dan lain-lain. hal ini sungguh memprihatinkan bagi kita sebagai bangsa yang mengaku sebagai bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa, dan bangsa yang selalu mejunjung tinggi nilai-nilai moralitas.
dengan fenomena-fenomena ini, saya terkadang berpikir, kenapa hal-hal ini terjadi di Negeri yang tercinta ini??? dan apa yang salah? dan bagaimana mencari solusinya?. mungkin pertanyaan-pertanyaan ini telah ada di benak kita semua, sebagai sebuah kepedulian kita terhadap nasib moral bangsa. oleh karena itu, sepatutnya masalah kemerosotan moral ini menjadi agenda kita bersama untuk mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. apabila hal ini tidak segera di perbaiki maka kita sebabgai rakyat Indonesia hanya tinggal menunggu waktu kehancuran bangsa ini, sebagaimana yang dikatakan oleh
Penyair kenamaan Mesir, Ahmad Syauqi, yang mengatakan:
إنما الأمم الأخلاق ما بقيت       #        فإنّ همّوا ذهبت أخلاقهم ذهبوا
“kelanjutan eksistensi suatu masyarkan ditentukan oleh tegaknya anggota masyarakat itu dan kepunahannya terjadi pada saat keruntuhan moralnya”
Sebagai bangsa yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk senantiasa menempatkan Tuhan pada posisi tertinggi dalam segala aktivitas kita, dengan hal tersebut maka kita akan senantiasa merasa di awasi oleh-Nya dalam segala aktivitas, sehingga dengan penuh kesadaran kita akan senantiasa berprilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan. Kasadaran akan keberadaan Tuhan (SQ) dalam segala kativitas kita inilah yang seharusnya kita kembangkan dalam diri kita sebagai individu.
Namun untuk mengembangkan kesadaran seperti ini bukanlah suatu hala yang mudah bagi kita, terutama bagi seorang pemuda. Oleh karena itu kesadaran seperti ini hendaknya dikembangkan terlebih dahulu dalam diri setiap pemimpin bangsa, guru, dan orang tua untuk dijadikan contoh bagi pemuda dan anak-anak. Namun dalam kenyataanya hal ini belum kita dapati di negeri ini, menurut saya inilah yang menjadi penyebab kemerosotan moral yang terus melanda negeri ini dari masa kemasa semakin merisaukan.
Dalam lingkungan keluarga, peran orang tua  sangat penting dalam proses mengembangkan moral anggota keluarganya karena didalam keluargalah seorang anak lebih banyak menghabiskan waktunya dan banyak meniru setiap prilaku orang tua. Oleh karena itu, orang tua hendaknya senantiasa berprilaku sesua dengan nilai-nilai moral yang berlandaskan kesadaran akan Ketuhanan dan juga hendaknya senantiasa memberikan kesadaran pada anaknya akan keberadaan Tuhan yang senantiasa melihat segala tingkah laku kita.
Kesadaran Akan ketuhanan bukan hanya sekedar meyakini akan keberadaan Tuhan, namun lebih dari itu, keyakina itu harus menjadi Ruh begi seorang anak bukan hanya sekedar daging. Hal ini sebagaimana yang dikatakan KH. Musthafa Bisri yang diwawncarai dalam acara Kick Andy, ia mengatakan “di Indonesia banyak majlis-majlis Dzikir, orang berdzikir hingga meneteskan air mata namun setelah selesai, ia kembali maksiat dan korupsi lanjut. Hal ini terjadi karena Iman kepada Allah hanya sebatas daging, tidak menjadi ruh”  
Dalam dunia pendidikan, pendidikan masih menekankan meningkatkan kecerdasan intelektual (IQ), hal ini terbukti dengan dijadikannya nilai dan posisi kerja sebagai tolak ukur keberhasilan proses pendidikan, namun melupakan unsure-unsur kecerdasan lain yang dimiliki manusia yaitu Kecerdasan Emosi (SQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). hanya mengembangkan IQ akan menciptakan generasi yang tidak memiliki kepekaan sosial (EQ) dan hilangnya makna dalam segala aktivitasnya (SQ). seperti yang terjadi di Negeri ini, banyak orang cerdas namun disalah gunakan untuk menipu, korupsi dan lain-lain.
Oleh karena itu, pendidikan haruslah mengmbangkan ketiga kecerdasan manusia ini, sehingga akan tercipta generasi-generasi yang integral, ia cerdas secara intelektual, cerdas secara emosi, dan cerdas secara spriritual. Untuk mewujudkan tujuan ini maka peran tenaga pendidik sangat penting, oleh karena itu tenaga pendidik hendaknya mengembangkan tiga kecerdasan ini dalam dirinya terlebih dahulu. Dengan kettiga kecerdasan ini, maka dapat diharapkan akan generasi yang cerdas dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
 Dalam lingkup pemimpin Negara, dengan menjalankan roda pemerintahan yang jujur, adil, dan bertanggung jawab merupakan contoh yang baik bagi generasi bangsa ini. Dari pemaparan ini, peran Kepala keluarga, tenaga pendidk, dan pemimpin pemerintahan sangat penting dalam upaya perbaikan moral bangsa dengan terlebih dahulu menjadikan dirinya orang-orang yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar